Sabtu, 02 April 2011

Bertanam Padi Gogo Dilahan PMK


PENDAHULUAN

Asal-usul padi budidaya diperkirakan berasal dari daerah lembah Sungai Gangga dan Sungai Brahmaputra dan dari lembah Sungai Yangtse. Di Afrika, padi Oryza glaberrima ditanam di daerah Afrika barat tropika.
Padi pada saat ini tersebar luas di seluruh dunia dan tumbuh di hampir semua bagian dunia yang memiliki cukup air dan suhu udara cukup hangat. Padi menyukai tanah yang lembab dan becek. Sejumlah ahli menduga, padi merupakan hasil evolusi dari tanaman moyang yang hidup di rawa. Pendapat ini berdasar pada adanya tipe padi yang hidup di rawa-rawa (dapat ditemukan di sejumlah tempat di Pulau Kalimantan), kebutuhan padi yang tinggi akan air pada sebagian tahap kehidupannya, dan adanya pembuluh khusus di bagian akar padi yang berfungsi mengalirkan udara (oksigen) ke bagian akar. Beberapa tipe padi:

Padi gogo: Di beberapa daerah tadah hujan orang mengembangkan padi gogo, suatu tipe padi lahan kering yang relatif toleran tanpa penggenangan seperti di sawah. Budidaya padi lahan kering, dikenal manusia lebih dahulu daripada budidaya padi sawah. Di Lombok dikembangkan sistem padi gogo rancah, yang memberikan penggenangan dalam selang waktu tertentu sehingga hasil padi meningkat.

            Padi rawa: Padi rawa atau padi pasang surut tumbuh liar atau dibudidayakan di daerah rawa-rawa. Selain di Kalimantan, padi tipe ini ditemukan di lembah Sungai Gangga. Padi rawa mampu membentuk batang yang panjang sehingga dapat mengikuti perubahan kedalaman air yang ekstrem musiman.

Jumlah penduduk yang semakin besar mengakibatkan kebutuhan pangan juga meningkat. Terjadinya perubahan fungsi lahan untuk pertanian menjadi non pertanian menyebabkan semakin menurunnya produksi bahan pangan. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produksi dan memenuhi kebutuhan pangan, pertanian di lahan kering merupakan salah satu alternatif yang potensial untuk dikembangkan. Padi gogo merupakan salah satu tanaman pangan yang berpotensi untuk dikembangkan. Pada tahuntahun mendatang peranan padi gogo dalam penyediaan gabah nasional menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena semakin berkurangnya areal persawahan dan adanya indikasi pelandaian peningkatan laju produksi padi sawah, sedangkan tingkat pertumbuhan penduduk cukup tinggi (Saaludin, 1993).

Negara produsen padi terkemuka adalah Republik Rakyat Cina (31% dari total produksi dunia), India (20%), dan Indonesia (9%). Namun hanya sebagian kecil produksi padi dunia yang diperdagangkan antar negara (hanya 5%-6% dari total produksi dunia). Thailand merupakan pengekspor padi utama (26% dari total padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Vietnam (15%) dan Amerika Serikat (11%). Indonesia merupakan pengimpor padi terbesar dunia (14% dari padi yang diperdagangkan di dunia) diikuti Bangladesh (4%), dan Brazil (3%).Produksi padi Indonesia pada 2006 adalah 54 juta ton , kemudian tahun 2007 adalah 57 juta ton.

Kerajaan:
Divisi:
(tidak termasuk)
(tidak termasuk)
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
O. sativa


Oryza sativa

 

A.    POTENSI LAHAN KERING

Pengertian lahan kering adalah lahan yang pengairannya bergantung pada
turunnya hujan atau lahan yang tidak memperoleh pengairan teknis ataupun setengah teknis. Termasuk dalam pengertian ini adalah lading, tanah tegalan, pekarangan, padang alang – alang, padang gembalaan, semak – semak dan lahan kritis.
            Dilihat dari segi iklim, lahan kering dibedakan menjadi lahan keringg beriklim basah serta lahan kering beriklim kering. Lahan kering beriklm basah ditandai dengan curah hujan lebih dari 2.200 mm pertahun dengan penyebarannya relati merata. Lahan kering ini kebanyakan didominasi tanah podosolik merah kuning ( PMK ) yang kondisi kesuburannya rendah. Lahan kering beriklim basah terdiri dari lahan kering tipe A dengan jumlah bulan basah di atas  bulan dan lahn kering bertipe B dengan jumlah bulan basah antara 7 – 9 bulan. Adapun lahan kering beriklim kering mempunyai curah hujan antara 1.000 – 1.500 mm pertahun selama 3 – 4 bulan dengan penyebaran yang tidak teratur.

B.     HAMBATAN BERTANAM PADI DI LAHAN KERING

Bertanam padi di lahan kering bukannya tidak mempunyai hambatan. Cukub
banyak masalah yang ada. Hal ini karena keterbatasan yang dimiliki lahan. Lahan kering di Indonesia kebanyakan jenis tanah podosolik merah kuning ( PMK ) dengan kondisi yang bergelombang, mudah tererosi, miskin unsure hara, tingkat kemasamannta tinggi, serta bahan organic yang ada mudah sekali turun kadarnya jika lahan tersebut diusahakan. Akibat tingkat kesuburan lahan cendrung terus turun dari waktu ke waktu. Selain itu padi gogo yang ditanam sering menunjukkan gejala keracunan besi ( Fe ) serta aluminium ( Al ). Di luar pulau jawa, padi gogo banyak di tanam di lahan kering predozolik merah kuning. Mpada wilayah agro ekosistem tersebut penyakit blas, keracunan Al dan kekeringan merupakan factor lingkungan yang sangat menetukan keberjasilan budidaya padi gogo. Keracunan besi bisa terjadi karena kondisi kombinasi pH rendah dengan kadar Fe yang tinggi. Unsure Fe dan Al biasanya terdapat pada kedalaman 15 – 20 cm dari permukaan tanah. Dengan pengolahan tanah konvensional yang umum dilakukan seperti saat ini, unsure – unsure tersebut menjadi muncul kepermukaan tanah. Jika ini terjadi maka tanaman padi dapat menampakkan gejala keracunan karena mangakumulasi unsure tersebut dalam jumlah berlebihan.
            Upaya peningkatan hasil padi gogo di lahan kering PMK dapat terkendala oleh keracunan Al, dan kekeriingan. Keracunan Al erat kaitannya dengan kemasaman tanah (pH ). Selain itu, tanaman yang keracunan Al akan mengalami pula kekahatan unsure hara N,P,K, Ca dan Mg sehingga pertumbuhannya menjadi kerdil dan tidak menghasilkan organ tanaman yang bernilai ekonomis. Tanaman toleran keracuna Al akan mampu mengubah pH tanah disekitar daerah perakaran sehingga unsure – unsure hara P dan K yang diperlukan dapat memenuhi ( Alluri 1986;Kamrath 1980). Pengapuran sebagai suatu usaha meliorasi yang sering digunakan hanya terbatas menetralkan keasaman lapisan tanah bagian atas saja ( kampart 1980 ; suhartini 19992). Berkaitan dengan itu, penggunaan varietas toleran keracunan Al sangat penting peranannya untuk menjaga kemantapan produksi padi di lahan PMK. Keuntungan lain dari pemanfaatan varietas toleran terhadap kemasaman tanah adalah tidak diperlukannya lagi pemberian kapur pertanian dan dapat meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk ( Lubis et al.1993 ).
Keracunan Aluminium (Al) dan penyakit blas sering dijumpai pada budidaya padi gogo di lahan kering. Keracunan Al disebabkan oleh tingginya tingkat kelarutan ion Al3+ dalam larutan tanah pada pH kurang dari 5.0 (Rout et al., 2001), sedangkan penyakit blas yang disebabkan oleh cendawan Pyricularia grisea dapat menginfeksi daun padi pada stadia vegetatif dan malai pada stadia generatif (Ou, 1985). Unsur Silikon (Si) dapat membantu tanaman untuk mengatasi berbagai cekaman biotik dan abiotik (Yukamgo dan Yuwono, 2007; Datnoff dan Rodrigues, 2005; Ma, 2005). Cekaman Al bisa berkurang jika ada Si dalam media tanam (Cocker et al., 1998). Pengurangan keracunan Al tidak hanya akibat penurunan konsentrasi Al dalam media tanam, tetapi juga karena kandungan Si dalam jaringan tanaman (Hara et al., 1999). Si dapat memulihkan hambatan pertumbuhan akar akibat keracunan Al (Ma, 2004).

C.    BERTANAM PADI GOGO DENGAN PENDEKATAN MODEL PTT.

Untuk mendukung produksi padi, Dinas Pertanian Tanaman Pangan kini mulai menggalakan penanaman padi gogo atau padi lahan kering. Pada tahun 2010 ini, Sebenarnya, pada berbagai daerah terutama di daerah perkebunan atau diperbukitan, penanaman padi gogo atau padi lahan kering sering dilakukan petani, namun karena belum tersentuh teknologi, produktifitas padi gogo masih sangat rendah, berkisar 2 - 3 ton perhektar. Padahal, diberbagai tempat di pulau jawa, yang telah menggunakan teknologi, produktifitas cukup tingginya mencapai 4 - 4, 5 ton perhektar.
Karena itu pula pada tahun 2010 , Diperta memberi sentuhan teknologi pada penanaman padi gogo. Selain memberikan tata cara budidaya padi lahan kering,

Pengolahan tanah
Pengolahan tanah padi gogo dilakukan 2 kali. Pengolahan pertama dilakukan
pada musim kemarau atau setelah terjadi hujan yang pertama. Pengolahan kedua dilakukan pada saat menjelang tanam. Pengolahan tanah kedua ini dapat dilakukan pada saat hujan sudah mulai kontinyu. Pengolahan kedua bertujuan untuk menghaluskan bongkahan dan meratakan tanah sehingga siap tanam.
Jika kondisi lahan berlereng, pada pengolahan pertama perlu pembuatan teras. Pada bibir teras diusahakan menanam tanaman penguat teras berupa rumput unggul yang secara priodik dipangkas. Sedangkan pada lahan yang terbuka relatif datar , bedengan dapat dibuat memanjang dengan lebar bedengan 5 m
Antar bedengan perlu dibuat saluran atau drainase sedalam 20 cm. Drainase ini amat penting , sebab jika hujan berkepanjangan tidak terjadi genangan yang menyebabkan kelembaban tanah menjadi tinggi sehingga merangsang munculnya jamur upas yang dapat menyerang tanaman padi gogo.

Konservasi Tanah dan Air
Karena lahan kering umumnya berbukit dan bergelombang, maka pada
 penanaman padi gogo sangat perlu dipertimbangkan aspek konservasi tanah dan air. Berdasarkan hasil penelitian, lahan kering yang dapat dibudidayakan tanamana pangan hanya pada kemiringan kurang dari 15 %. Karena itu tindakan membuat teras bangku, penerapan pola tanam yang dapat menutup tanah sepanjang tahun sangat dianjurkan.
Sementara pada lahan datar, penanaman padi gogo dapat dijadikan sebagai tanaman tumpang sari pada tanaman perkebunan atau tanaman hutan industry (HTI) muda. Batasan umum penanaman padi gogo sebagai tanaman pokok mencapai sekitar 50 % atau umur tanaman pokok 2-3 tahun , tergantung jarak tanam tanaman pokok.

Penggunaan Varietas Unggul
Varietas unggul untuk padi gogo atau padi lahan kering mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut 1) dapat menyesuaikan diri terhadap iklim dan jenis tanah setempat, 2) cita rasa nasi disenangi dan memiliki harga tinggi di pasar lokal  3) tahan terhadap serangan hama dan penyakit  4) mempunyai potensi hasil tinggi 5) tahan rebah.

Tanam
Penanaman padi gogo baru dapat dilakukan pada saat curah hujan sudah cukup stabil atau mencapai sekitar 60 mm/10 hari. Penanaman padi gogo lebih baik bila menggunakan 3 varietas yang berbedda . Tujuannya untuk mengurangi resiko terjadinya peledakan penyakit blast. Penanaman padi dengan 3 varietas juga sangat tepat dilakukan pada pertanaman padi gogo dengan sistim tumpang sari . Pada setiap lorong tanaman sebaiknya ditanam varietas padi gogo yang berbeda.
Penanaman dilakukan dengan alat bantu tugas. Benih ditanam sedalam 5 cm. Setelah benih ditanam , kemudian ditutup dan dibiarkan seperti menyimpan benih di dalam tanah. Penanaman sebaniknya menggunakan sistim tanam jajar legowo dengan jarak tanam (20 x 20) cm dengan jumlah benih 4 - 5 butir perlubang.
Bila keadaan lahan tidak datar atau sedikit berlereng, sebaiknya pengaturan barisan tanaman harus memotong lereng agar bila ada hujan yang relative tinggi dapat mengurangi terjadi aliran permukaan atau mengurangi erosi.

Pemupukan
Sama dengan padi sawah, kadar unsur hara dalam lahan kering juga sangat menentukan tumbuhnya tanaman padi gogo. Karena itu pemupukan amat penting dilakukan untuk meningkatkan unsur hara dalam tanah.
Kunci keberhasilan pengelolaan lahan kering sangat tergantung dengan kadar bahan organik di dalam. Yang penting lagi, penggunaan pupuk disesuaikan dengan kebutuhan tanaman dan ketersediaan hara dalam tanah. Waktu pemupukan juga perlu mendapatkan perhatian khusus. Bila lahan dalam kondisi kering pemupukan tidak dapat dilakukan dan harus menunggu sampai kondisi lahan menjadi lembab. Jika dalam kondisi kering dilakukan pemupukan , maka kadar air tanah dan yang ada di jaringan tanaman akan terserap oleh pupuk yang diberikan. Kalau kondisi ini berlangsung lama akan terjadi plasmolisis dan tanaman akan layu bahkan mematikan tanaman .
Selain hal diatas hal – hal berikut juga bisa diperhatikan seperti :
• Dosis pupuk N berkisar 300-400 kg urea/ha yang diberikan 2 atau 3 kali, yaitu 1/3 bagian pada pada umur 15 hari, 1/3 bagian pada stadia anakan ( 30-40 hari setelah sebar), 1/3 bagian pada saat menjelang primordia (50-60 hari setelah sebar) atau 1/3 bagian pada stadia anakan dan 2/3 bagian pada saat menjelang primordia.
• Pupuk Fosfor (P) dan Kalium (K) diberikan pada saat tanam, dengan dosis 100-150 kg SP-36/ha dan 100 kg KCI/ha.
• Pupuk kandang dengan dosis sekitar 5 ton/ha, diberikan pada saat pengolahan tanah.

Pemeliharaan
Sama seperti pertanaman padi sawah, pertanaman padi gogo juga banyak ganguan dari tanaman dan luar tanaman itu sendiri. Kekurangan air merupakan gangguan yang paling menonjol dalam bertanam padi gogo. Karena itu perencanaan waktu tanam amat penting diperhatikan. Pola sebaran hujan perlu dicermati dan pemilihan varietas umur pendek juga harus dipertimbangkan mengingat banyak daerah yang mempunyai bulan basah berurutan yang pendek.Untuk keberhasilan pertanaman padi gogo memerlukan bulan basah yang berurutan minimal 4 bulan.
Disamping masalah kekeringan, serangan hama dan penyakit tanaman juga perlu diwaspadai. Serangan OPT bisa saja terjadi mulai dari awal bertanam sampai panen. Pada saat vegetative, hama yang sering menyerang adalah lalat bibit, penggerek batang, dan hama lundi. Pada pertumbuhan lebih lanjut hama penggerek batang dan pemakan daun juga sering menyerang. Bila tanaman sudah mulai keluar malai, hama kepik hijau dan walang sangit sering menyerang pertanaman padi gogo. Sedang penyakit yang biasa menimpa padi gogo adalah penyakit blast.
Karenanya untuk mengurangi kerugian akibat ganguan hama dan penyakit , pengendaliannya harus terencana. Varietas yang dipilih harus tahan dari serangan OPT . Untuk mengurangi serangan hama, pengawasan lebih dini akan membuat serangan hama cepat diketahui dan dikendalikan. Penyiangan pertama dilakukan 10 - 20 hari setelah tanam. Sedangkan penyiangan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 30 - 45 hari setelah tumbuh atau menjelang pemupukan urea susulan pertama.

Pengendalian Hama dan Penyakit
Beberapa hama dan penyakit utama yang menganggu pertanaman padi gogo, antara lain: blast, bercak daun, lalat bibit, tundi, wereng coklat, dan walang sangit. Penyakit blast disebabkan oleh jamur (Pyricularia oryzae), gejala serangan adalah bercak daun berbentuk belah ketupat, menyerang buku-buku dan malai, sehingga terjadi patah, batang atau busuk malai, pengendaliannya adalah sebagai berikut:
• Pemupukan berimbang, hindarkan pemupukan N yang berlebihan, pupuk K dapat 
   mengurangi keparahan serangan penyakit.
• Menanan varietas toleran
• Menggunakan fungisida

Panen dan Pasca Panen
Panen dapat dilakukan bila padi sudah melebih umur masak fisiologis atau lebih dari 95 % gabah telah menguning. Biasanya tanaman padi gogo dapat dipanen pada umur sekitar 110 sampai 130 hari tergantung varietasnya.
            Perontokan biasanya menggunaaan alat perontok, minimal pedal tresher sederhana. Diusahakan kehilangan hasi sekecil mungkin dengan cara pengumpulan batang padi segera setelah disabit, pengangkutan dan tempat penyimpanan yang baik.
kemudian Gabah disimpan pada kadar air + 12 % (bila gabah digigit terasa keras dan berbunyi) dengan menggunakan wadah yang bersih dan bersih dan bebas hama.
Untuk mendapatkan mutu giling dan rendemen beras yang baik, diusahakan: (1) gabah harus seragam dan bersih, (2) gabah yang baru dikeringkan harus diangin-anginkan agar beras tidak pecah dan (3) sebelum digiling beras yang baru disimpan harus dijemur untuk menyeragamkan kadar airnya.

KESIMPULAN

·    Padi gogo merupakan salah satu ragam budidaya padi, yaitu penanaman padi di lahan kering.pada saat ini, budidaya padi gogo tengah mendapatkan perhatian lebih dibandingkan waktu – waktu yang lalu. Hal ini erat kaitannya dengan pemberdayaan lahan kering.
·     Keracunan Aluminium (Al) dan penyakit blas sering dijumpai pada budidaya padi gogo di lahan kering. Keracunan Al disebabkan oleh tingginya tingkat kelarutan ion Al3+ dalam larutan tanah pada pH kurang dari 5.0
·     Selain itu, tanaman yang keracunan Al akan mengalami pula kekahatan unsure hara N,P,K, Ca dan Mg sehingga pertumbuhannya menjadi kerdil dan tidak menghasilkan organ tanaman yang bernilai ekonomis
·      unsur Silikon (Si) dapat membantu tanaman untuk mengatasi berbagai cekaman biotik dan abiotik. Si dapat memulihkan hambatan pertumbuhan akar akibat keracunan


DAFTAR PUSTAKA

Dinas Pertanian Sumbar. 2010. Bertanam Padi Gogo dengan Pendekatan Model PTT. http://www.dipertahor-sumbar.web.id/index.html. Dikunjungi pada tanggal 16 oktober 2010 pukul 20.00 wib
E.Lubis dkk. 2007. Toleransi Galur Padi Gogo Terhadap Cekaman Abiotik. Jurnal Apresiasi hasil penelitian padi.balitpa.blogspot.
Prasetyo 2003.Bertanam Padi Gogo Tanpa Olah Tanah. Penerbit Penebar Sewadaya. Jakarta.
Suprihatno, B., et al, 2007. Deskripsi Varietas Padi. Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. http://bbpadi.litbang.deptan.go. dikunjungi pada 16 oktober 2010 pukul 20.00 wib
Toha M. Husain, 2008. Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Padi Gogo melalui Inovasi Teknologi dan Pendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu . http://bbpadi.litbang.deptan.go. Dikunjungi pada 16 oktober 2010.
Umar Hamzah. 2007. Prospek pemanfaatan lahan kering dalam rangka mendukung
Ketahanan pangan nasional. blogspot. Dikunjungi pada tanggal 16 oktober 2010 pukul 22.00 wib.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar